Meramu Musik Tradisional Dengan Musik Elektronika : Singel
terbaru Dipha, No One Can Stop Us telah dirilis. Menggandeng Kallula sebagai
vokalis, singel itu disebut Dipha sebagai cetak biru musiknya yang meleburkan
unsur tradisional musik dengan musik yang modern.
No One Can Stop Us memang terdengar sangat modern, tetapi
jika disimak lebih dalam, terselip notasi pentatonik dari bebunyian instrumen
gamelan yang direkam Dipha.
"Tadinya gue mikir hal yang super klise soal elektronik
musik digabung dengan musik Indonesia. Dulu waktu kecil gue lihat ada semacam
kolaborasi seperti itu (modern dan tradisional), seperti yang pernah dibuat
Krakatau. Gue dulu mikir itu seru, tapi enggak crossover. Waktu kelas 5 SD, gue
sudah mikir seperti itu, mikir bagaimana gue suatu saat bakal bikin yang baru,
yang lebih blend-in," kata dia.
"Awalnya, gue kumpulin plat Indonesia seperti yang
dilakukan saudara gue David Tarigan. Awalnya band Indonesia yang psychedelic
seperti Rythm Kings, Kelelawar dari Koes Plus, Rhoma Irama album pertama, Bimbo
yang cover The Doors. Terus waktu dengar Black Brothers yang Saman Doye, enak
gali musik tradisional Indonesia secara gila. Sejak saat itu gue gali terus
sampai sekarang," ujar Dipha, menjelaskan.
Eksplorasi musik tradisional dilakukan Dipha dengan
mengumpulkan notasi dari berbagai instrumen. Mulai dari gamelan Jawa dan Bali,
gong, trumpet reog, dan sasando.
Menurut Dipha, sudah saatnya musisi Indonesia mulai kembali
menggali musik tradisional dan dikemas dengan pendekatan yang modern. Hal itu
dipercaya Dipha akan membuat musisi-musisi Indonesia semakin dilirik karena
memiliki sesuatu yang unik.
"Gue percaya, bisa. Gue punya faith yang besar musik
Indonesia bisa dihargai di internasional. Yang sudah ada, sekarang kita
berusaha ikuti luar. Contoh sederhana ketika gue kirim ke orang mastering di
London, dia sampai bingung ini nada apa," katanya.
Di tangan Dipha, instrumen-instrumen itu terdengar
kontemporer. Sam John, seorang teknisi audio yang dimaksud Dipha di atas
terheran-heran dengan notasi yang digunakan Dipha dalam lagu No One Can Stop
Us.
John adalah teknisi audio yang berbasis di London. Sejumlah
musisi top pernah menjadi klien John, antara lain James Blake, Primal Scream,
The Chemical Brothers, dan Aphex Twin.
"Gue bilang saja ke John kalau notasi itu adalah notasi
pentatonik Indonesia. Gue kirim musik-musik tradisional Indonesia referensi
gue,” kata Dipha.
Pengalaman Dipha tampil di panggung-panggung internasional
semakin membuatnya yakin akan kualitas para musisi Indonesia, terutama para DJ.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar