Jumat, 13 Juli 2018

Meramu Musik Tradisional Dengan Musik Elektronika


Meramu Musik Tradisional Dengan Musik Elektronika : Singel terbaru Dipha, No One Can Stop Us telah dirilis. Menggandeng Kallula sebagai vokalis, singel itu disebut Dipha sebagai cetak biru musiknya yang meleburkan unsur tradisional musik dengan musik yang modern.

No One Can Stop Us memang terdengar sangat modern, tetapi jika disimak lebih dalam, terselip notasi pentatonik dari bebunyian instrumen gamelan yang direkam Dipha.

"Tadinya gue mikir hal yang super klise soal elektronik musik digabung dengan musik Indonesia. Dulu waktu kecil gue lihat ada semacam kolaborasi seperti itu (modern dan tradisional), seperti yang pernah dibuat Krakatau. Gue dulu mikir itu seru, tapi enggak crossover. Waktu kelas 5 SD, gue sudah mikir seperti itu, mikir bagaimana gue suatu saat bakal bikin yang baru, yang lebih blend-in," kata dia.

"Awalnya, gue kumpulin plat Indonesia seperti yang dilakukan saudara gue David Tarigan. Awalnya band Indonesia yang psychedelic seperti Rythm Kings, Kelelawar dari Koes Plus, Rhoma Irama album pertama, Bimbo yang cover The Doors. Terus waktu dengar Black Brothers yang Saman Doye, enak gali musik tradisional Indonesia secara gila. Sejak saat itu gue gali terus sampai sekarang," ujar Dipha, menjelaskan.

Eksplorasi musik tradisional dilakukan Dipha dengan mengumpulkan notasi dari berbagai instrumen. Mulai dari gamelan Jawa dan Bali, gong, trumpet reog, dan sasando.

Menurut Dipha, sudah saatnya musisi Indonesia mulai kembali menggali musik tradisional dan dikemas dengan pendekatan yang modern. Hal itu dipercaya Dipha akan membuat musisi-musisi Indonesia semakin dilirik karena memiliki sesuatu yang unik.

"Gue percaya, bisa. Gue punya faith yang besar musik Indonesia bisa dihargai di internasional. Yang sudah ada, sekarang kita berusaha ikuti luar. Contoh sederhana ketika gue kirim ke orang mastering di London, dia sampai bingung ini nada apa," katanya.

Di tangan Dipha, instrumen-instrumen itu terdengar kontemporer. Sam John, seorang teknisi audio yang dimaksud Dipha di atas terheran-heran dengan notasi yang digunakan Dipha dalam lagu No One Can Stop Us.

John adalah teknisi audio yang berbasis di London. Sejumlah musisi top pernah menjadi klien John, antara lain James Blake, Primal Scream, The Chemical Brothers, dan Aphex Twin.

"Gue bilang saja ke John kalau notasi itu adalah notasi pentatonik Indonesia. Gue kirim musik-musik tradisional Indonesia referensi gue,” kata Dipha.

Pengalaman Dipha tampil di panggung-panggung internasional semakin membuatnya yakin akan kualitas para musisi Indonesia, terutama para DJ.

"Gue beberapa kali main di New York, Jepang, dan gue merasa DJ Indonesia itu keren-keren. Bukan gue membanggakan teman-teman sendiri, tetapi DJ dari Indonesia itu bisa main di segala suasana. Mereka bisa main suasana restoran, bisa di rave party. Di luar tidak ada seperti itu. Di Indonesia bisa main di restoran yang agak sepi, tetapi juga bisa rocking ten thousand crowd," ucapnya memuji.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar