EDM Dalam Jelajah Ruang Dan Waktu : Elektronik Dance Music
(EDM) sebuah genre musik yang lekat akan persepsi negative. Bagaimana tidak,
genre musik ini lekat akan dunia malam
yang sarat akan obat-obatan terlarang dan minuman alcohol. Hentakan irama yang
dihadirkan mampu menggugah hasrat untuk bergoyang memberikan kenikmatan sesaat
untuk sekedar melupakan penatnya kehidupan. Meski dapat dikatakan musik genre
ini mampu membantu pendengar melupakan problema hidup, tetapi sangat jarang
kaum akademisi melirik genre musik ini menjadi sebuah kajian yang menarik.
Mendobrak Nada, Menghentak Irama merupakan tulisan sederhana
dari sebuah pengamatan di ruang social yang awal mulanya sarat akan
ketertutupan sehingga tampak tabu untuk didiskusikan. Kehadiran EDM seiring dengan kemajuan
teknologi merupakan gambaran
kompleksitas relasi social masyarakat yang mulai mencari identitas baru
ditengah permainan kekuasaan, politik dan ideology. Fenomena ini secara
spesifik tampak dalam lagu ‘Ora Minggir Tabrak’ soundtrack film Ada Apa Dengan
Cinta 2 dan lebih luas dapat dilihat dalam ajang pencarian bakat musisi EDM
yang ditayangkan Net TV (the ReMix) serta beberapa event besar bertaraf
internasional yang dilakukan secara
annual, seperti DWP (Djakarta Warehouse Project); dan Dreamfield di GWK Bali,
menjadi layak didiskusikan ditengah hiruk pikuk pasar musik di Indonesia.
Film ‘Ada Apa Dengan Cinta 2’ yang baru saja di launching
beberapa saat lalu menghadirkan kota Yogyakarta sebagai salah satu setting
tempat. Sebagai sebuah lokus yang banyak memiliki teks budaya, beberapa teks
local pun dipilih untuk memperkuat
nuansa Yogyakarta. Lagu ‘Ora Minggir Tabrak’ salah satunya, lagu dolanan
anak ini dihadirkan kembali dalam nyanyian hip-hop dalam balutan EDM (Electric
Dance Music) oleh Kill the DJ dan Libertaria sebagai soundtrack film AADC 2.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar